Kamis, 23 Februari 2017

Monokotil dan Dikotil

Perbedaan Tumbuhan Dikotil Monokotil serta Contoh

https://mencarikanmanfaat.blogspot.com/2013/05/perbedaan-tumbuhan-dikotil-monokotil.html




 Telah dijelaskan bahwa tumbuhan digolongkan menjadi dua berdasarkan penggolongan menurut bijinya jenis tumbuhan dibagi menjadi 2 yaitu tumbuhan dikotil dan juga tumbuhan monokotil.

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berbiji atau berkeping satu
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbiji atau berkeping dua.
Perbedaan tumbuhan dikotil dan juga monokotil sangatlah jelas terlihat apabila kita amati.
Diantaranya : bentuk akar, pola tulang daun, tudung akar, jumlah keping biji, kandungan akar dan batang, jumlah kelopak bungapertumbuhan akar dan batang, 

Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki :

1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Contoh Tumbuhan Monokotil

1.Kelapa ( Cocos nucifera )
Bentuk akar     : Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol
Batang             : Batang beruas-ruas  , khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik),
Daun                : Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal
Bunga              : Bunga tersusun majemuk
Buah                : Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning,
 hijau, atau coklat

2.      Keladi 
Batang : metamorphosis batang membentuk umbi.
Akar : akar dari keladi membentuk serabut , putih.
Bunga : tanaman keladi berbunga majemuk , dan berbentuk bongkol
Biji : pada tanaman keladi tidak ditemukan adanya biji.
Buah : pada tanaman keladi tidak ditemukan adanya buah.
Daun : daunnya berbentuk perisai yaitu mempunyai tangkai daun

3.      Jagung ( Zea mays )
Akar (radix) :
Jagung memilikki sistem akar serabut (radix adventicia) yaitu akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besarnya dan semuanya keluar dari pangkal batang
Batang (caulis) :
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, Batangnya beruas-ruas terbungkus oleh pelepah daun yang berasal dari buku-bukunya
Daun (folium) : Jagung memilikki daun yang sempurna/lengkap karena memilikki helaian daun (lamina),tangkai daun (petiolus),dan upih/pelepah daun (vagina).
Bunga (flos) : Bunga pada jagung digunakan untuk alat perkembangbiakkan, jagung memilikki dua jenis bunga (jantan dan betina) yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious).
Buah (fructus) : Buah pada jagung merupakan buah sejati tunggal yang kering

4.Bawang merah ( Allium cepa L )
Akar : akarnya serabut berbentuk benang berwarna putih .
Batang : pada subang atau cakram merupakan batang yang sesungguhnya hanya kecil dengan ruas-ruas yang amat pendek
Daun : daun tunggal , tebal , lunak , berdaging , dan memeluk umbi lapis.
Bunga : majemuk , bentuk bongkol, bertangkai silindris
Buah : bulat , batu , hijau.
Biji : bentuknya  segitiga berwarna hijau

5.Lengkuas (Alpina galangal )
Akar : rimpang besar dan tebal , berbentuk silindris diameter sekitar 2-4cm dan bercabang-cabang.
Batang :memiliki batang semu, batangnya tegak tersusun oleh pelepah-pelepah daun
Bunga : merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng berbau harum
Buah :  buahnya berupa buah buni ,berbentuk bulat dan keras
Biji  : bijinya kecil-kecil  berbentuk lonjong dan berwarna hitam.

6.Nanas ( Ananas comosus L )
Daun : daunnya berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah .
Bunga : bunga majemuk dan dan bertangkai panjang.
Buah   : buahnya buni majemuk, bulat panjang berdaging berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi warna kuning.
Biji       : bijinya kecil seringkali tidak jadi.

7.Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.)
Akar       :berakar serabut
batang :sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang
daun      : sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijautua, berurat daun sejajar
bunga   : tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret
buah      : tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong

8.Pinang
Batang :  lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter lk 15 cm,
daun    :berbentuk tabung dengan panjang 80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi
bunga   : seludang (spatha) yang panjang dan mudah rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang 75 cm
Buah    : buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5 - 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut
Biji       :  berbiji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.

9.Melinjo (Gnetum gnemon Linn.)
Biji : Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar.
Daun : Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul
Bunga : tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga
Buah   : sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging

10.salak (Salacca zalacca)
Batang :  menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, sering bercabang, diameter 10- 15 cm.
Daun     : majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang,tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman
bunga   : terletak dalam tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula  tertutup oleh seludang
Buah      : tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-3 cm panjangnya



tumbuhan Dikotil

1.      Kacang Tanah (Arachis hypogaea L )
Akar : berbintil-bintil  terdapat bakteri rhizobium .
Batang : Herba
Daun : Majemuk , menyirip , lonjong , tepi rata , ujung runcing, pangkal tumpul , dan berbulu

2.      Jeruk ( Citrus L )
Batang : Pohon kecil, perdu atau semak besar, ketinggian 2-15 m
Daun : Daun hijau abadi dengan tepi rata, tunggal, permukaan biasanya licin
Bunga : Bunga tunggal atau dalam kelompok, lima mahkota bunga (kadang-kadang empat)
Buah : Buah bertipe "buah jeruk" (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, ukuran bervariasi dengan diameter 2-30cm tergantung jenisnya

3.      Belimbing (Averrhoa carambola L )
Daun : Pohon ini memiliki daun majemuk yang panjangnya dapat mencapai 50 cm
Bunga : Bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan.
Buah : Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang.
Biji : Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C.
Akar : Akar dari belimbing adalah tunggang.

4.      Jambu air (Syzygium aqueum)
Batang : Jambu air umumnya berupa perdu, dengan tinggi 3-10 m
Daun : Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm.
Buah : Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar

5.      Mangga (Mangifera indica )
Bunga : Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung ranting
Buah : Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek).
Biji : Berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, dan berserat.
Daun : Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu.
Bunga : Karangan bunga dalam malai di ujung ranting (terminal) atau muncul di ketiak daun yang telah gugur (aksial), berisi 3-7 kuntum. Warnanya kuning keputihan

6. Mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.)
Akar : berakar tunggang dengan batang bulat, percabangan banyak, dan kayunya bergetah.
Daun : Daunnya berupa daun majemuk, menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata,
Bunga : Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan
Batang : Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir
Buah : Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat.

7.Beringin (Ficus benyamina L.)
Akar       : berakar tunggang
Batang : Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar akar gantung (akar udara).
Daun : Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, DANpertulangan menyirip
Bunga  : tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat
Buah   : buni, bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih. 

8. Jati
Batang : berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m, memiliki batang yang berlekuk atau beralur dalam
Daun : Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek
Bunga:  majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga
Buah :berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 – 2,5 cm, berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4.

9. Anggrek
Akar       : serabut, tidak dalam.
Batang : Batang anggrek beruas-ruas. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.
Daun   :Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang
Bunga :Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral.
Buah : Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan

10.Rambutan (N. lappaceum )
Bunga : Rambutan berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan penghasil bunga jantan saja dan tumbuhan penghasil bunga hermafrodit. Tumbuhan jantan tidak pernah menghasilkan buah. Bunga majemuk, tersusun dalam karangan, dengan ukuran satuan bunga berdiameter 5 mm atau bahkan lebih kecil.
Buah : Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp).
Biji : Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan
Daun : Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur
Akar : Akar tumbuhan rambutan adalah akar tunggang.

Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan

Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan


Pertumbuhan adalah penambahan sel- sel dan bobot tubuh yang bersifat irreversiblePerkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan organogenesis dan diferensiasi struktur serta fungsi. Pertumbuhan dan perkembangan hewan terdiri dari dua tahap,  yaitu tahap embrio dan tahap pasca embrio.

Tahap Embrio 
Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula,  fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis.  

  • Fase Morula 

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua,  dua menjadi empat,  dan seterusnya.  Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan.  Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole).  Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu Lihat Gambar 1. Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal,  kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel.  Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

Gambar 1. Tahapan pembelahan sel menjadi morula.


  • Fase Blastula
 Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif.  Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya.  Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk.  Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol / blastocoel (Gambar 2).  Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai dilanjutkan dengan fase gastrula.  


Gambar 2. Terbentuknya rongga bastosol.

  • Fase Gastrula 
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat.  Akibatnya, sel-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi).  Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm)  dan lapisan dalam (endoderm).  

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir dan gastrula telah terbentuk bagian endoderm,  mesoderm,  ektoderm (Gambar 3).


Gambar 3. Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm.


Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan embrional,  yaitu ektoderm dan endoderm.  Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata (hewan berongga).  Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan embrional,  yaitu ektoderm,  endoderm,  dan mesoderm. 
Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm. 
Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan ada tidaknya selom (berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga)  dan bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata,  pseudoselomata, dan selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata yang memiliki selom sesungguhnya, misalnya manusia (Gambar 4).  
Gambar 4. Tipe selom pada hewan.

  • Diferensiasi dan Organogenesis 

Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi sel untuk menjadi jaringan yang spesifik.  Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif.  Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm,  dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut:

  1. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis,  rambut,  kelenjar minyak,  kelenjar keringat,  email gigi,  sistem saraf,  dan saraf reseptor.  
  2. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang,  jaringan ikat,  otot,  sistem peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens,  dan sistem reproduksi 
  3. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan,  sistem pernapasan,  pankreas dan hati serta kelenjar gondok. 

Dalam proses diferensiasi dan organogenesis,  bagian yang berdekatan saling mempengaruhi. Sebagai contoh,  bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk perkembangan alat gerak,  yaitu sebagian berasal dari sel ektoderm dan sebagian dari mesoderm.  Setelah tahap embrio selesai,  embrio yang disebut janin siap dilahirkan.

Tahap Pasca Embrio 
Pada tahap pasca embrio,  terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi individu dewasa. Individu dewasa, artinya siap menghasilkan keturunan atau bereproduksi Beberapa hewan invertebrata mengalami regenerasi atau metamorfosis selama pertumbuhan dan perkembangannya Sedangkan hewan vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari hewan muda (anak) menjadi hewan dewasa. 


  • Regenerasi 

Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak.  Proses ini ditentukan oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum mengalami diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak secara aseksual, regenerasi berarti juga sebagai proses reproduksi atau berkembang biak Contohnya cacing pipih,  Cacing pipih memiliki kemampuan regenerasi yang sangat tinggi.  Apabila tubuhnya dipotong,  potongan akan menjadi individu baru dan lengkap.


  • Metamorfosis 

Metamorfosis adalah perubahan ukuran,  bentuk,  dan bagian-bagian tubuh hewan dari suatu stadium ke stadium berikutnya.  Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan khususnya serangga dan amfibi menuju dewasa.  Dalam siklus hidupnya,  hewan memiliki truktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap stadium.  Metamorfosis dikendalikan oleh hormon.  Di bawah pengaruh hormon,  ukuran tubuh hewan bertambah,  jaringan terorganisasi,  dan bagian-bagian tubuh kembali dibentuk. 

Metamorfosis serangga (insekta) 
Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami,  serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabolaholometabola, dan hemimetabola

Ametabola 
Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami proses metamorfosis. Stadium yang dimiliki adalah stadium telur dan stadium imago (dewasa).  Contohnya kutu buku yang bertelur kemudian berkembang menjadi dewasa tanpa melakukan metamorfosis

Holometabola 
Holometabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis sempurna.  Hewan ini memiliki stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago (dewasa).  Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu. Stadium telurnya dapat kita amati pada daun, Telur menjadi larva yang sangat aktif mencari makan dengan cara memakan daun. Stadium larva terjadi beberapa kali pergantian kulit yang disebut dengan ekdisis. Setelah itu larva akan berubah menjadi pupa (kepompong). Fase pupa merupakan fase istirahat. Kemudian,  pupa berkembang menjadi kupu-kupu yang mampu terbang dan berkembang biak kembali untuk menghasilkan telur. Contoh lain holometabola adalah kumbang, ngengat, semut, dan lebah

Hemimetabola 
Hemimetabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Stadium yang dimiliki oleh hewan ini adalah telur, larva atau nimfa, semi-imago, dan imago (dewasa). Contoh hewan kelompok ini adalah kumbang.  Stadium telur dapat kita amati pada pasir sebagai medium peletakan telur.  Setelah telur menetas,  terbentuk stadium larva. Setelah itu akan terbentuk stadium semi-imago.  Stadium ini memiliki bentuk morfologi yang sama dengan kumbang imago,  tetapi belum memiliki kemampuan untuk bereproduksi, karena organ reproduksinya belum tumbuh sempurna. Setelah itu kumbang memasuki stadium imago yang mampu bereproduksi atau berkembang bia menghasilkan.  Contoh lain hemimetabola adalah belalang, walang sangit,  dan lipas.


Metamorfosis katak (amfibi) 
Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi 3 stadium,  yaitu premetamorfosisprometamorfosis, dan metamorfosis klimaks. Selama stadium premetamorfosis, telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi berudu (kecebong). Berudu bertambah ukurannya dengan sedikit perubahan bentuk tubuh. Pada stadium prometamorfosis, kaki bagian belakang muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi secara lambat. Selama metamorfosis klimaks, kaki bagian depan muncul dan ekor mulai menghilang.